twitter


ARTI FILSAFAT
Apakah filsafat itu? Bagaimana definisinya? Demikianlah pertanyaan pertama. yang kita hadapi tatkala akan mempelajari ilmu filsafat. Istilah "filsafat" dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
1. Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah', yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' = cinta, suka (loving), dan 'sophia' = pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi 'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalam bahasa Arabnya 'failasuf". Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
2. Segi praktis : dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam pikiran' atau 'alam berpikir'. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Beberapa definisi para tokoh
Kerana luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Coba perhatikan definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf Barat dan Timur di bawah ini:
1. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan
Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
Asumsi : Ilmu yang mempelajari tentang esensi suatu ilmu sehingga kita bisa mengetahui apa hakikat dari ilmu tersebut untuk mencapai sebuah kesadaran akan hal-hal dan pekerjaan yang kita lakukan guna menghindari dari pekerjaan yang sia-sia.
2. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
Asumsi : Filsafat ilmu menurut aristoteles adalah ilmu yang mempelajari tentang kebenaran yang memang nyata meskipun bersifat abstrak, mencari sebab yang hakiki dari suatu akibat yang didalamnya masih terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika untuk mencapai sebuah kesempurnaan pekerjaan yang kita lakukan.
3. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan
Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
Asumsi : Pengetahuan tentang tuhan yang maha agung bisa disebut juga dengan ma’rifatullah melalui syari’ah, toriqoh, haqikoh,
dan ma’rifatullah sehingga mencapai sebuah “Al- Mukasyafah kepada Allah. (versi islam).
4. Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Asumsi : Ilmu pengetahuan tentang yang maujud (ada) dan untuk mencari hakikat dari yang maujud tersebut ataupun Yang Si Pembuat Maujud supaya menghadapi hidup lebih bijaksana dan berarti.
5. Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan
Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya tiga persoalan, yaitu:
" apakah yang dapat kita ketahui?
" apakah yang dapat kita kerjakan?
" sampai di manakah pengharapan kita?
Asumsi : Immanuel kant ini menyimpulkan filsafat ilmu adalah pokok pangkal ilmu pengetahuan yang mencakup tigal hal. Apakah yang kita ketahui dari ilmu tersebut, sehingga kita dapat mengerjakan sesuatu dengan ilmu yang kita dapat dan sampai dimanakah kita bisa menikmati hasil dari ilmu yang kita peroleh.
6. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
Asumsi : guru besar psikologi UI ini menyatakan bahwa filsafat merupakan suatu usaha untuk berfikir keras tanpa toleransi, inti dari suatu permasalahan yang hendak dicari hakikat kebenarannya dengan cara tidak mentoleransi sesuatu untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang luas.
7. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan
ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Asumsi : ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia / Sang Pencipta dan yang diciptakan, sehingga kita bisa mengetahui esensinya dengan menggunakan akal kita dan sejauh mana akal kita bisa menganalisa hakikat tersebut sehingga manusia bisa mnegamalkan ilmu pengetahuan yang ia dapat tersebut dalam kehidupan sehari-hari
8. Robert Ackerman
“philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
Asumsi : filsafat ilmu adalah suatu ilmu penelitian tentang pendapat-pandapat ilmiah para tokoh dan dilakukan perbandingan atas penelitian lmiah tersebut sehingga dapat diintrospeksi dan di cari kebenarannya, dan filsafat ilmu bukan menjadi landasan (pedoman) dari praktek ilmiah secara actual.
9. Lewis White Beck
“Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
Asumsi : filsafat ilmu adalah ilmu yang mempelajari, membahas, mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah suatu tokoh dari yang kurang sempurna menjadi sempurna ataupun dari sempurna menjadi lebih sempurna nyata dan actual.



10. Michael V. Berry
“The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
Asumsi : Michael V. Berry mengatkan ilmu filsafat adalah ilmu yang mentelaah tentang logika secara mendalam dari teori-teori ilmiah, baik secara hubungannya, percobaan-percobaan yang dilakukan maupun teori-teorinya.
11. May Brodbeck
“Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
Asumsi : bersifat secara netral dalam mencari hakikat sesuatu dan masuk akal sehingga kita bisa mendescribsikan dan menjelaskan secara detail mengenai landasan-landasan ilmu.
12. Peter Caws
“Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error.
(Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
Asumsi : Menurut peter Caws filsafat melakukan dua hal yang pertama yang dikaji adalah manusia dan alam semesta yang kedua adalah Tuhan. Dengan cara mencari esensi keduannya dan pembentukan ideology ketuhanan.
13. Jujun S. Suriasumantri
filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu,
Asumsi : ilmu yang mengkaji hakikat ilmu pengetahuan, Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis). Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis). Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis).
14. Khahlil gibran
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Asumsi : pengertian ini merupakan ilmu kefilsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis dan pasti, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

0 komentar:

Posting Komentar